Maqam Ibrahim, Tempat Dikabulkannya Doa (1)
Pembiming KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Daarul Ulum Kabupaten Bogor, KH Anwar Hidayat SH menyatakan maqam Ibrahim adalah salah satu mustajabah (tempat dikabulkannya) doa di Tanah Suci.
''Karena itu, para jamaah haji yang baru selesai melakukan tawaf, disunnahkan melaksanakan shalat sunah tawaf di Maqam Ibrahim,'' ungkap kyai Anwar Hidayat kepada Republika di Bogor, Rabu (3/9).
Menurut pria kelahiran Sukabumi Jawa Barat yang telah lebih dari 30 tahun melakukan bimbingan ibadah haji, tempat-tempat yang disebut mustajabah (dikabulkan doa), selain maqam Ibrahim adalah fi jaufil Ka'bah (dalam Ka'bah atau sama dengan masuk di dalam Hijir Ismail).
Selain itu, kata kyai Anwar, adalah Hajar Aswad, Multazam yakni antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah, Pancuran Emas, yaitu tempat jatuhnya air dari atas Ka'bah ke Hijir Ismail.
Berdasarkan ilmu pengetahuan yang didapat dari berbagai kitab yang dipelajari, Buya, begitu lelaki ini akrab disapa, maqam Ibrahim bukanlah tempat imam shalat berjamaah di Masjidil Haram.
''Kalau imam shalat berjamaah di Masjidil Haram berada di Maqam Ibrahim, lantas bagaimana dengan orang-orang yang menjadi makmum shalat dan menempel ke ka'bah? Pasti tidak sah shalatnya,'' jelas Buya.
Buya menjelaskan secara definisi tentang Maqam Ibrahim. Maqam yang berasal dari bahasa Arab terambil dari kata-kata qoma-yaqumu-qauman yang berarti berdiri.
''Jadi, maqam itu bersifat isim makan atau menunjukkan tempat berdirinya Nabi Ibrahim di atas batu yang didatangkan dari Surga untuk membangun Ka'bah dengan Nabi Ismail, yang saat itu batu Ka'bah berserakan di mana-mana, setelah terjadinya tsunami pada jaman Nabi Nuh,'' papar Buya menjelaskan.
Dan Maqam ibrahim atau batu bekas berdirinya Nabi Ibrahim membangun Ka'bah berada di dalam rangka besi beratap kubah yang berwa kuning keemasan. ''Jadi, maqam itu bukan kuburan,'' jelas Buya mengingatkan.