Tempat-Tempat Utama Ibadah Haji (Part 1)
Tempat-tempat yang bisa disinggahi jamaah haji saat menjalankan rukun Islam kelima dibagi menjadi dua. Yaitu tempat-tempat utama, yang wajib disinggahi, sebab di sanalah rangkaian atau urutan Ibadah Haji dilaksanakan. Yang kedua adalah tempat-tempat bersejarah yang meskipun bukan termasuk tempat rukun haji, tapi bisa dikunjungi jemaah haji maupun peziarah lainnya. Dalam artikel ini, khusus disuguhkan tempat-tempat utama pelaksanaan Ibadah Haji. Antara lain:
Makkah Al Mukaromah
Di kota yang dalam lidah Indonesia sering disebut sebagai Mekah ini merupakan kota tempat berdirinya pusat ibadah umat Islam sedunia, yaitu Ka’bah yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam rangkaian ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jemaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Kota ini merupakan kota suci umat Islam dan tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW. Menurut hukum pemerintah Arab Saudi, hanya kaum Muslim saja yang diijinkan masuk ke kota ini. Kota ini merupakan lembah sempit yang dikelilingi gunung-gunung dengan iklim gurun, sehingga rawan banjir. Namun kini pemerintah Arab Saudi sudah membenahinya. Suhu udara terpanas pada siang hari di kota Makkah bisa mencapai 41 derajat celcius. Sedangkan pada dini hari berkisar 24 derajat celcius.
Ka’bah sendiri merupakan monumen suci bagi umat Islam, merupakan bangunan hampir menyerupai kubus yang menjadi patokan arah kiblat atau arah patokan untuk hal hal yang bersifat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia seperti salat. Selain itu, juga merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim ibadah haji dan umroh. Beberapa pendapat mengatakan bahwa yang membangun Ka’bah adalah Malaikat, Adam dan Syits. Bangunan ini berukuran tinggi 13,10 meter, dengan sisi 11,03 meter kali 12,62 meter. Juga disebut dengan nama Baitullah. Bangunan ini pernah dipugar semasa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail hidup.
Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun dan belum diangkat menjadi Rasul, bangunan ini direnovasi akibat banjir bandang yang melanda Mekah. Pada saat menjelang Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah, Ka’bah yang semula merupakan rumah ibadah agama monotheisme (Tauhid) ajaran Nabi Ibrahim berubah menjadi kuil pemujaan bangsa Arab yang di dalamnya diletakkan sekitar 360 berhala. Ka’bah akhirnya dibersihkan dari berhala ketika Nabi Muhammad SAW membebaskan kota Mekah tanpa pertumpahan darah dan dikembalikan sebagai rumah ibadah agama Tauhid (Islam).
Selanjutnya bangunan ini diurus oleh Bani Sya'ibah sebagai pemegang kunci, sedangkan pelayanan ibadah haji diatur oleh pemerintah sejak pemerintahan khalifah Abu Bakar, dilanjutkan Umar bin Khattab, lalu Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, hingga kini oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi. Pemerintah lah yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekah dan Madinah. Ka’bah pernah direnovasi beberapa kali lagi antara lain karena kebakaran akibat perang dan kerusakan akibat usia bangunan.
Arafah
Kota Arafah terletak di sebelah timur Kota Makkah dan juga dikenal sebagai pusat ibadah haji, yaitu tempat wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah tiap tahunnya. Wukuf adalah kegiatan utama dan inti dari ibadah haji. Bila dalam rangkaian kegiatan haji jemaah tidak dapat melaksanakan wukuf dengan baik, maka tidak sah ibadah hajinya. Wukuf dilaksanakan hanya pada satu hari (siang hari) dengan berdiam diri dan berdoa di padang luas di sebelah timur luar kota Mekkah, Arab Saudi ini. Wukuf adalah puncaknya haji dimana menjadi saat berkumpulnya seluruh jemaah, yang berjumlah jutaan, dari penjuru dunia dalam waktu bersamaan. Secara amaliah, wukuf Arafah mencerminkan puncak penyempurnaan haji.
Di Arafah inilah Rasulullah menyampaikan khutbahnya yang terkenal dengan nama khutbah wada’ atau khutbah perpisahan, karena tak lama setelah menyampaikan khutbah itu beliaupun wafat. Di saat itu, ayat Al-Qur’an, surat al-Maa’idah ayat 3 turun sebagai pernyataan telah sempurna dan lengkapnya ajaran Islam yang disampaikan Allah SWT melalui Muhammad SAW. Daerah ini berbentuk padang pasir luas yang dikelilingi bukit-bukit batu dan menjadi tempat berkumpulnya sekitar dua juta jemaah haji dari seluruh dunia.
Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai. Beberapa tempat utama di Arafah yang selalu dikunjungi jemaah haji adalah Jabal Rahmah, sebuah tugu peringatan yang didirikan untuk mengenang tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi dan Masjid Namira. Keadaan di Arafah merupakan replika keadaan di Padang Mahsyar, suatu tempat saat manusia dibangkitkan kembali dari kematian oleh Allah SWT untuk diadili.
Keutamaan Arafah adalah sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW ,”Do’a yang paling baik adalah doa di hari Arafah”. Sebab tidak ada hari paling banyak Allah menentukan pembebasan hamba-Nya dari neraka kecuali hari Arafah. Kini padang ini sudah ditanami dengan pohon-pohon. Di bawah pohon-pohon inilah dipasang tenda saat musim haji. Untuk mengurangi panas, setiap jarak 20 meter dipasang pipa setinggi 6 meter yang memancar air halus mirip gerimis, untuk menurunkan suhu sekitarnya dan dapat mengurangi jumlah jemaah yang terkena high stroke, kondisi dimana tiba-tiba menjadi lemas karena terik matahari.
(bersambung)
==========
Link Terkait:
Tempat-Tempat Utama Ibadah Haji (Part 2)
Tata Cara Hari Arafah